6 Tips Terpenting Sebelum Ambil KPR Agar Tidak Tertipu

Harga Tanah per Meter di Bandung. (ilustrasi)

VINANSIA.COM — Rumah adalah satu hal terpenting dalam hidup untuk dimiliki. Selagi punya uang, atau bahkan setelah menikah, kamu wajib berpikir untuk memiliki rumah. Tentu dengan berbagai langkah yang harus dipahami agar tidak tertipu.

Namun sayangnya masih banyak orang yang belum memahami secara mendalam soal bagaimana cara yang tepat sebelum memutuskan mengambil KPR. Kebanyakan orang juga belum mengerti apa saja langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan sebelum mengambil KPR. Untuk itulah, saya akan jelaskan secara detail tips paling urgen yang perlu dilakukan sebelum mengambil rumah KPR.

Saat ini, sejak 2019, saya sudah memiliki rumah sendiri, meski harus dengan cara KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan memakai Bank BTN Syariah. Soal bagaimana detail KPR BTN Syariah, di artikel berikutnya akan saya jelaskan.

Patut dicatat, sebelum akad dilakukan, ada beberapa hal yang menurut saya, wajib dilakukan. Mungkin kamu semua, pembaca vinansia.com, ada yang penasaran bagaimana langkah awal beli rumah. Tenang dan jangan khawatir.

Saya yakin, dengan terus berusaha dan gigih, kamu akan mampu memiliki rumah. Tetapi, selain berusaha, kamu juga harus tahu apa saja hal-hal yang wajib diperhatikan sebelum membeli rumah, atau sebelum akad KPR. Seperti yang telah saya lakukan.

Karena itu, kali ini saya akan jelaskan secara gamblang bagaimana langkah awal beli rumah agar tidak tertipu. Perlu juga diketahui, bahwa di antara poin di bawah ini ada yang tidak saya lakukan, tetapi saya sengaja beberkan karena sebetulnya penting berdasarkan pengalaman yang saya alami. Saya pun sedikit menyesal mengapa saya tidak melakukan itu.

Atas dasar itulah, saya ingin berbagi dan berharap kamu tidak berakhir kecewa seperti yang pernah saya rasakan.

Sebelum sampai pada pembahasan, ada beberapa hal yang wajib kamu pahami:

  1. Saya membeli rumah dengan KPR BTN Syariah.
  2. Lokasi KPR rumah saya di Kabupaten Bandung, tepatnya di Bandung Selatan.
  3. Luas rumah saya 60 meter persegi.
  4. KPR rumah saya adalah KPR komersial, bukan KPR Subsidi

Tidak perlu berlama-lama lagi, berikut ini cara membeli rumah agar tidak tertipu, berdasarkan pengalaman saya:

1. Ketahui Siapa Pengembang atau Developernya

Langkah awal dalam membeli rumah, adalah cari tahu siapa pengembang atau developer yang membangun perumahan atau rumah kamu. Cari tahu apa nama perusahaan pengembangnya atau nama PT nya.

Cari tahu juga di mana alamat jelasnya. Kalau perlu, cari tahu siapa pemilik perusahaannya. Dan bahkan, datangi alamat perusahaan pengembang atau developer itu. Ini seperti yang telah saya lakukan.

Ingat, beli rumah bukan beli cabe atau bawang merah. Harus detail dan jelas.

Setelah saya datangi alamat kantor pengembang perumahan itu, sangat sepi. Hanya ada admin atau penjaga kantor, yang tidak tahu apa-apa saat ditanya soal rincian rumah yang dibangun. Akhirnya saya pulang lagi saja.

Catat juga, bahwa developer yang terpercaya, jujur dan profesional, adalah yang punya kantor tetap dan tidak berpindah-pindah. Jika kamu menemukan developer yang suka berpindah-pindah kantor, kemungkinan besar itu karena mereka menganggap kantor hanyalah formalitas dan bukan hal penting.

Sehingga suatu saat, jika kamu menemukan masalah dalam proses pembangunan, developer dengan ciri seperti ini akan mudah kabur dengan jejak yang sulit ditelusuri.

Maka, pastikan dengan mengunjungi langsung kantor resminya, dan pastikan apakah alamat kantornya.

2. Cek Apakah Pengembang atau Developernya Punya Website

Developer atau pengembang perumahan yang profesional tentu memiliki website resmi. Developer yang serius dan sejak awal berniat memberikan pelayanan terbaik dan maksimal kepada calon pembeli, tentu akan berpikir tentang pentingnya sebuah website resmi.

Sebab sekarang ini, di era digital, website sudah menjadi identitas dari sebuah perusahaan. Melalui website, kamu akan mengetahui gambaran yang menyeluruh tentang unit rumah yang dijual developer dan identitas lengkap developer yang membangun. Ingat, developer profesional tidak akan menyembunyikan identitasnya.

Di Bandung, sangat banyak developer yang membangun perumahan. Namun mereka biasanya hanya mencantumkan perusahaan tanpa ada keinginan untuk bersikap transparan atas informasi lengkap perusahaannya.

Alhasil, tak sedikit developer yang menyembunyikan identitas lengkapnya sehingga informasi lengkap tentang mereka sulit ditemukan di internet. Developer seperti inilah yang patut kamu waspadai.

Maka tak ada salahnya, kamu bertanya secara mendalam kepada pihak developer mengenai seluk-beluk perusahaan di dunia properti, seperti pengalaman mereka membangun perumahan.

3. Survei Lokasi dan Cek Kondisi Jalan

Langkah ketiga adalah mendatangi lokasi perumahannya. Bila kamu survei ke sebuah perumahan, lalu jalan di perumahan tersebut masih jelek atau masih belum dibangun, maka tanya mengapa jalannya jelek.

Developer yang profesional adalah yang terlebih dulu membangun jalan yang mulus sebelum mendirikan unit-unit rumah. Namun di sejumlah daerah di wilayah Bandung, masih banyak developer nakal yang mendahulukan pembangunan unit rumah dan mengabaikan pembangunan jalan.

Ingat sekali lagi, pengembang perumahan yang terpercaya dan profesional adalah yang mendahulukan pembangunan jalan, baru kemudian membangun unit rumah. Jangan terbalik.

Karena umumnya, jika unit rumah yang didahulukan dan pembangunan jalan diabaikan, maka developer yang bersangkutan berpotensi kabur ketika semua kavling sudah laku.

4. Bertanya ke Warga yang Sudah Tinggal di Perumahan

Bila Anda ingin membeli rumah di sebuah perumahan di Bandung, maka kamu harus menggali informasi dari warga yang telah menempati perumahan tersebut.

Buat obrolan yang santai dengan warga yang telah memberi rumah di perumahan itu, sambil menggali informasi tentang permasalahan yang mereka alami dalam proses membeli hingga pembangunan rumah.

Jika mereka mengungkapkan kekecewaan atas kinerja pengembang, maka konfirmasi lagi ke pihak pengembang, benar atau tidak. Misal soal kualitas air yang buruk, atau kualitas bangunan yang tidak memuaskan konsumen.

Kalau perlu, cecar kepada pihak pengembang, termasuk orang marketingnya, berdasarkan informasi yang telah kamu gali dari para penghuni perumahan yang tinggal di sana lebih dulu.

Jangan sampai kamu mendapat kualitas bangunan yang jelek dan tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati.

5. Cek Portofolio Pengembangnya

Bila ingin beli rumah KPR, pastikan dengan sangat cermat portofolio atau pengalaman developer dalam membangun perumahan. Kamu bisa tanyakan langsung kepada marketing pengembangnya atau melalui website.

Jika kesulitan mencari informasi soal portofolio itu, maka sudah jelas, developer tersebut bermasalah.

Membeli rumah KPR harus betul-betul sangat cermat sebelum memasuki momen akad pembelian rumah yang dihadiri pihak bank dan developer.

Sebab biasanya, berdasarkan pengalaman saya pribadi, kalau sudah masuk akad, kamu akan tetap tergerak meneruskan pembelian rumah dengan KPR walaupun sebetulnya kamu tahu ada permasalahan yang menyelimuti tubuh developer.

Karena itu, jangan percaya omongan marketing pengembang perumahan, kalau tak ingin jadi korban marketing.

6. Cek Rekam Jejak Pengembang di Sireng.pu.go.id

Terakhir, kamu wajib cek nama pengembangnya di website resmi yang telah dibuat oleh pemerintah. Cari tahu apa nama PT pengembangnya, setelah itu masukkan namanya ke kolom pencarian di website Sireng. Berikut ini link nya:

https://sireng.pu.go.id/home

Kalau nama pengembangnya tercatat dan muncul di website, berarti pengembang atau developer tersebut sudah resmi atau legal menurut aturan perundang-undangan.

Jika nama pengembang tersebut tidak tercatat, wah sebaiknya jangan ambil risiko. Atau bisa juga tanya ke pengembangnya mengapa belum daftar ke Sireng.

Ketahuilah, Sireng adalah website resmi yang dibuat oleh Kementerian PU untuk menginformasikan daftar pengembang perumahan yang legal dan resmi. Kalau sudah resmi menurut pemerintah, dan legal, maka dapat dikatakan bahwa pengembangnya profesional, kredibel, dan recommended.

Dengan adanya Sireng tersebut, artinya pengembang harus mendaftar dulu ke Sireng untuk bisa dianggap sebagai pengembang yang tercatat resmi di pemerintah. Tentu ada proses hingga akhirnya pengembang tercatat di Sireng.

Di laman Sireng, kamu bisa melihat pengembang yang sedang kamu cari tahu itu ikut di asosiasi apa, ada alamat lengkapnya, dan juga status daftarnya. Pengembang yang baik adalah yang ikut ke dalam asosiasi, sebagaimana yang tercantum di laman Sireng.

Poin keenam inilah yang tidak saya lakukan. Saya harap kamu semua melakukannya dan mengecek nama PT pengembang di laman Sireng yang telah saya sebutkan di atas.

Akhir Kata

Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kamu yang baru pertama kali ingin membeli rumah dan tidak ingin tertipu. Jika ada yang ingin ditanyakan dan masih bingung, silakan lanjut di kolom komentar ya. Kalau sempat, pasti akan saya balas.

Comments