VINANSIA.COM — Cara menghitung selisih nilai ekspor dan impor di Indonesia adalah salah satu aspek penting untuk melihat kondisi perekonomian negara. Namun bagaimana caranya?
Ada beberapa hal yang bisa digunakan untuk menghitung selisih nilai ekspor dan impor di Indonesia maupun suatu negara. Bicara impor dan ekspor suatu negara, maka pasti berkaitan dengan neraca perdagangan negara tersebut dalam periode tertentu.
Karena itu, jika kalian ingin memahami bagaimana cara menghitung selisih nilai ekspor dan impor di Indonesia, maka yang harus didalami adalah neraca perdagangan Indonesia. Sekarang mari kita lanjut pada pembahasan inti.
Apa itu Neraca Perdagangan?
Neraca Perdagangan memiliki istilah lain dalam bahasa Inggris yaitu balance of trade (BoT). BoT adalah perbedaan nilai pada barang atau jasa yang diekspor dan diimpor dari satu negara ke negara yang lain selama periode waktu tertentu.
Ekspor sendiri adalah kegiatan perdagangan barang maupun jasa dari negara yang kita tinggali sekarang ini ke negara luar. Arti sederhana ekspor adalah menjual barang dari negara kita ke luar negeri.
Adapun impor adalah transaksi perdagangan di mana negara kita membeli barang maupun jasa dari negara lain. Impor secara sederhana adalah membeli barang atau jasa dari negara luar yang artinya barang luar negeri masuk ke negara kita.
Sampai di sini, kita lanjut pada pembahasan neraca perdagangan. Negara yang lebih banyak menerima impor ketimbang ekspor, itu artinya negara yang bersangkutan punya neraca perdagangan yang negatif.
Namun, untuk mengetahui hal tersebut, kalian harus mengerti terlebih dulu bagaimana cara menghitung nilai ekspor dan impor suatu negara atau menghitung neraca perdagangan.
Cara Menghitung Neraca Perdagangan
Jadi bagaimana cara menghitung dan mendapatkan angka neraca perdagangan pada suatu negara? Caranya dengan menggunakan rumus yaitu nilai ekspor dikurangi nilai impor. Maka hasilnya adalah neraca dagang.
“Neraca perdagangan = Ekspor – Impor”
Faktor yang Pengaruhi Neraca Perdagangan
Sebelum lanjut membahas soal cara menghitung nilai ekspor dan impor, sebaiknya kalian pahami dulu apa saja faktor-faktor yang memengaruhi neraca perdagangan. Penting diketahui, ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi neraca perdagangan.
Berikut ini penjelasan tentang faktor yang memengaruhi neraca perdagangan:
Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan
Pertama adalah pertumbuhan ekonomi di dalam negara. Ekonomi negara tumbuh karena ada peningkatan standar dan pendapatan yang dinikmati oleh rakyatnya. Dalam kondisi ekonomi yang tumbuh, maka bisnis dapat berekspansi dengan lancar ke berbagai daerah.
Ketika banyak bisnis yang melakukan ekspansi, maka lapangan kerja pun akan terbuka lebar. Kondisi ini akan membuat daya beli masyarakat tinggi. Keadaan ini bisa membuat negara tersebut melakukan ekspor karena permintaan di dalam negeri telah terpenuhi.
Misalnya, anggaplah Indonesia ingin mengekspor beras ke Amerika, maka dalam kondisi demikian, akan berefek pada permintaan terhadap barang modal dan bahan baku.
Artinya, akan dibutuhkan lebih banyak bahan baku dan barang modal untuk memproduksi beras.
Misalnya kebutuhan terhadap pupuk dan bibit menjadi naik sehingga dibutuhkan tenaga-tenaga kerja baru untuk memproduksi pupuk dan bibit tersebut. Dalam kondisi inilah lapangan kerja akan semakin terbuka dan berdampak positif bagi negara.
Nilai Tukar
Faktor yang mempengaruhi neraca dagang selanjutnya adalah nilai tukar. Neraca perdagangan pada negara memberikan pengaruh terhadap nilai tukar.
Mengapa demikian? Karena apabila negara melakukan ekspor impor, maka mata uang sebagai alat pembayaran yang digunakan pun menjadi berbeda.
Kami beri contoh. Ketika Indonesia mengekspor barang ke Amerika, maka pengusaha Indonesia akan menerima pembayaran dalam mata uang lain berdasarkan kesepakatan yang disepakati tentunya. Nilai tukar mata uang inilah yang akan memengaruhi neraca perdagangan.
Daya Saing Produk
Poin ketiga ini ialah daya saing produk. Ingatlah bahwa produk yang dibuat harus yang memiliki daya saing. Sebab jika tidak, tentu akan sulit bersaing di tingkat internasional. Salah satu hal yang memengaruhi daya saing produk adalah struktur biaya.
Apa maksudnya? Untuk membuat produk yang memiliki daya saing, maka tidak hanya kualitas produk yang penting diperhatikan, tetapi juga soal harga. Harga produk yang ditawarkan harus punya daya saing di tingkat globa.
Coba pikirkan, kenapa produk-produk China bisa bersaing di tingkat global? Salah satunya adalah harga yang murah. Aspek inilah yang membuat produk-produk China setidaknya dapat menguasai sejumlah negara, termasuk di Indonesia.
Dampak dari Defisit Perdagangan
Setiap negara punya kebijakannya masing-masing soal bagaimana menumbuhkan ekonominya. Namun pada prinsipnya, negara pasti berupaya melindungi industri dalam negeri. Di antaranya dengan pemberlakuan tarif, kuota maupun subsidi.
Defisit perdagangan bisa terjadi jika di dalam negeri dibanjiri dengan produk-produk impor. Ketika negara terus melakukan impor, produk dalam negeri sulit tumbuh dan tidak memiliki daya tawar. Akibatnya, tidak ada pemasukan untuk negara.
Sedangkan impor adalah bentuk pengeluaran dana untuk membeli produk dari luar negeri. Saat ini terjadi, di mana produk impor semakin banyak, maka negara akan menekannya dengan segala cara karena dampak buruk yang bisa terjadi.
Di antara caranya ialah dengan membatasi produk impor dan mengenakan tarif impor. Namun, ini bisa memicu reaksi yang negatif dari negara tempat di mana barang itu diproduksi.
Perdagangan internasional pun menjadi terhambat, dan kebutuhan yang harus dipenuhi di dalam negeri pengimpor tidak tercukupi, sehingga barang menjadi langka dan harga pun melambung.
Di sinilah pentingnya keseimbangan dalam menjaga perekonomian negara.
Cara Menghitung Selisih Nilai Ekspor dan Impor Indonesia
Pertanyaan penting untuk ditanyakan di sini adalah, “Untuk apa mengetahui nilai ekspor dan impor Indonesia?” Nah, nilai ekspor dan impor penting untuk diketahui karena bertujuan untuk mengetahui berapa Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) atau istilah sederhananya adalah pendapatan nasional.
Di sini kalian mungkin bingung lagi, apa itu Produk Domestik Bruto (PDB)? PDB atau GDP atau pendapatan nasional adalah nilai pasar bruto yang didapatkan dari total barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dalam periode tertentu.
Karena itu, total impor dan ekspor merupakan bagian terpenting untuk mengetahui berapa PDB atau GDP suatu negara yang dalam hal ini ialah Indonesia. Impor dan ekspor dihitung untuk mendapatkan angka Ekspor Neto.
Berikut ini adalah rumus cara menghitung nilai ekspor dan impor Indonesia:
{X = PDB + M – C – I – G}
Keterangan:
- X: Total Ekspor
- PDB: Pendapatan Negara
- M: Total Impor
- C: Konsumsi
- I: Investasi
- G: Pengeluaran Pemerintah
Nah dari situ kita bisa melakukan rumus X – M yaitu total ekspor dikurangi dengan total impor untuk menemukan berapa angka Ekspor Neto.
Kalau kalian belum tahu berapa PDB Indonesia, maka kalian harus menghitungnya dengan rumus sebagai berikut:
{PDB = C + I + G + (X – M)}
Dari rumus tersebut, berarti kalian harus menghitung lebih dulu berapa total ekspor dan dan total impornya.
Total ekspor dikurangi dengan total impor, lalu hasilnya ditambah dengan total nilai konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah. Tentu perhitungan ini didasarkan periode tertentu, misalnya setahun atau 6 bulan.
Setelah mengetahui hasil ekspor neto, bagaimana kita membaca data tersebut? Begini.
Jika angka ekspor netonya positif, berarti ini menunjukkan indikasi bahwa telah terjadi surplus perdagangan. Adapun jika hasil ekspor netonya negatif, maka artinya defisit perdagangan.
Kesimpulan
Itulah penjelasan dari kami tentang cara menghitung selisih nilai ekspor dan impor pada suatu negara yang dalam hal ini adalah Indonesia. Hal penting yang harus diingat, adalah untuk neraca perdagangan tumbuh positif maka keran ekspor harus dibuka lebar. []
Comments