Private Equity: Definisi, Sejarah, Keunggulan & Kekurangan

Private Equity

Private Equity baik di Indonesia atau dunia, adalah investasi alternatif dan terdiri dari modal yang tidak terdaftar di bursa publik. Jadi, perusahaan Private Equity itu terdiri dari kumpulan dana dan beberapa investor yang dapat secara langsung berinvestasi di perusahaan swasta.

Selain itu, Private Equity juga terlibat dalam pembelian perusahaan yang sudah melantai di bursa. Caranya dimulai dari seorang investor yang menyediakan modal dana untuk Private Equity.

Dana tersebut bisa digunakan oleh private equity untuk mendanai startup di sektor teknologi, melakukan akuisisi, memperluas modal kerja, dan memperkuat neraca.

Karena itu, Private Equity, boleh dibilang, merupakan bentuk alternatif dalam pembiayaan secara private yang jauh dari pasar publik, di mana dana yang mereka miliki dan investornya terlibat langsung dalam pembelian perusahaan lain.

baca juga: 17 Daftar Venture Capital yang Aktif Mendanai Startup Indonesia

Contoh gampangnya, misalnya perusahaan besar di Indonesia atau seorang konglomerat ingin uang pribadinya atau uang hasil keuntungan perusahaannya diputar lagi supaya menghasilkan keuntungan daripada disimpan begitu saja.

Nah, untuk mengelola uang tersebut agar menghasilkan keuntungan, dibutuhkan perusahaan yang ahli dalam berinvestasi. Maka di sinilah peran penting Private Equity, yaitu mengelola dana tersebut dengan berbagai jenis investasi.

Umumnya uang tersebut diinvestasikan ke perusahaan-perusahaan yang sudah melantai di bursa saham, atau ada juga Private Equity yang berinvestasi di startup teknologi yang memiliki prospek bagus di masa mendatang.

Sekilas jika dilihat, Private Equity mirip dengan perusahaan Venture Capital (Modal Ventura). Namun, bedanya adalah, Private Equity berkaitan dengan dana trolling perusahaan besar yang membutuhkan revitalisasi keuangan supaya lebih bernilai dan menghasilkan keuntungan.

Sedangkan Venture Capital umumnya berinvestasi di perusahaan rintisan atau startup yang memproduksi layanan teknologi mutakhir yang perlu pengembangan dan modal.

Bagaimana Private Equity Mendapat Keuntungan?

Private Equity menjadi bentuk alternatif dalam pembiayaan yang digelontorkan secara private dan jauh dari pasar publik. Dengan cara ini, dana yang ada dan investor bisa langsung berinvestasi di perusahaan atau terlibat dalam pembelian sebuah perusahaan.

Perusahaan ekuitas swasta menghasilkan uang dengan mengenakan biaya manajemen dan kinerja dari investor dalam sebuah pendanaan.

Selain itu, perusahaan Equity Private berinvestasi dalam sebuah bisnis yang tujuannya adalah untuk meningkatkan nilainya dari waktu ke waktu sebelum akhirnya menjual perusahaan demi memperoleh keuntungan. Jadi, salah satu cara Private Equity memperoleh keuntungan yakni dengan menjual perusahaan yang berhasil dikelolanya dan punya nilai yang besar dari sebelumnya.

Equity Private, sebagaimana Venture Capital, menggunakan modal yang diperoleh dari mitra terbatas untuk berinvestasi pada perusahaan swasta yang memiliki progres menjanjikan.

Private Equity biasanya membeli saham mayoritas dengan nilai kepemilikan 50 persen atau lebih ketika berinvestasi di sebuah perusahaan (biasanya memiliki kepemilikan mayoritas di beberapa perusahaan sekaligus).

Berbagai perusahaan tersebut dapat disebut sebagai portofolio investasinya. Investor yang bekerja untuk sebuah Equity Private menjadi investor Private Equity.

Pada 2017, ada 3.953 investor Private Equity aktif. Jumlah ini meningkat 51% dari tahun 2007. Artinya, menanam modal di perusahaan Private Equity adalah sebuah tren dunia investasi yang semakin berkembang.

Sumber Dana Investasi Private Equity

Dana Investasi yang dimiliki Private Equity bersumber dari investor institusional dan investor terakreditasi, yang dapat mengucurkan dana untuk periode waktu yang lama. Dalam banyak kasus, periode kepemilikan yang sangat lama sering kali diperlukan Private Equity.

Tujuannya adalah untuk memastikan perputaran perusahaan yang tertekan atau untuk memungkinkan peristiwa likuiditas seperti penawaran umum perdana (IPO) atau penjualan ke perusahaan publik.

Kelebihan dari Private Equity

Private Equity menawarkan beberapa keuntungan bagi perusahaan dan startup. Ini disukai oleh perusahaan karena memungkinkan mereka mengakses likuiditas sebagai alternatif dari mekanisme keuangan konvensional, seperti pinjaman bank dengan bunga tinggi atau pencatatan di pasar publik.

Private Equity juga terbilang bisa mengucurkan dana terhadap ide keuangan atau perusahaan startup, seperti yang dilakukan oleh perusahaan Modal Ventura. Dalam kasus perusahaan yang tidak terdaftar, pembiayaan Private Equity bisa membantu perusahaan mencoba strategi pertumbuhan agar menjadi sorotan pasar publik.

Kekurangan Private Equity

Private Equity memiliki beberapa kekurangan. Pertama, sulit untuk melikuidasi kepemilikan di Private Equity karena keberadaannya tidak seperti pasar publik. Buku pesanan siap pakai yang mencocokkan antara pembeli dengan penjual tidak tersedia. Karena itu, perusahaan harus melakukan pencarian pembeli untuk melakukan penjualan perusahaan.

Kedua, harga saham perusahaan dalam Private Equity ditentukan melalui negosiasi antara pembeli dan penjual dan bukan oleh kekuatan pasar, seperti yang umumnya terjadi pada perusahaan terbuka.

Ketiga, hak pemegang saham Private Equity umumnya diputuskan berdasarkan kasus per kasus melalui negosiasi alih-alih kerangka tata kelola yang luas yang biasanya menentukan hak untuk rekan mereka di pasar publik.

Sejarah Private Equity

Model Private Equity telah mendapat sorotan hanya dalam tiga dekade terakhir. Private Equity merupakan taktik yang digunakan dalam industri yang telah diasah sejak awal abad lalu.

Tokoh perbankan JP Morgan dikatakan telah melakukan pembelian leverage pertama Carnegie Steel Corporation di antara produsen baja terbesar di negara itu, dengan nilai sebesar 480 juta dolar pada tahun 1901.

Dia menggabungkannya dengan perusahaan baja besar lainnya pada waktu itu, seperti Federal Steel Company dan National Tube, untuk menciptakan United States Steel, perusahaan terbesar di dunia. Total kapitalisasi pasarnya sebesar 1,4 miliar dolar. Namun, Glass Steagall Act of 1933 mengakhiri mega-konsolidasi yang direkayasa oleh bank.

Sebagian besar Private Equity berada di sela-sela ekosistem keuangan setelah Perang Dunia II hingga tahun 1970-an ketika modal ventura mulai membiayai revolusi teknologi Amerika.

Raksasa teknologi masa kini, termasuk Apple dan Intel, pun mendapatkan dana yang diperlukan untuk menskalakan bisnis mereka dari ekosistem modal ventura yang berkembang di Silicon Valley pada saat pendiriannya.

Selama tahun 1970-an dan 1980-an, perusahaan Private Equity menjadi jalan populer bagi perusahaan yang berjuang untuk mengumpulkan dana dari pasar publik. Kesepakatan mereka menghasilkan berita utama dan skandal.

Dengan kesadaran yang lebih besar terhadap industri, jumlah modal yang tersedia untuk pendanaan juga berlipat ganda dan ukuran rata-rata transaksi ekuitas swasta mengalami peningkatan. []

Comments