Apa itu Blockchain dan Cryptocurrency (Mata Uang Kripto)?

Sebelum mengenal cryptocurrency (mata uang digital), ada baiknya kita mengenal terlebih dulu apa itu blockchain. Jadi, blockchain adalah teknologi yang berada di balik mata uang digital.

Secara sederhana, blockchain adalah sistem yang mengatur dan mengelola data transaksi mata uang digital yang tidak dikelola oleh pihak ketiga seperti bank sebagaimana yang telah kita gunakan selama ini untuk bertransaksi keuangan. Kalau di cryptocurrency atau mata uang digital, yang mengelola adalah para penggunanya.

Jadi, dapat dikatakan, cryptocurrency adalah mata uang yang hanya ada di lingkungan digital secara online dengan menggunakan sistem blockchain. Artinya, Anda hanya dapat mengakses mata uang Anda melalui internet dari komputer atau perangkat seluler.

Perbedaan Transaksi Melalui Mata Uang Kripto dan Perbankan

Untuk lebih jelas memahami tentang bagaimana perbedaan transaksi lewat mata uang kripto dan perbankan, sebaiknya Anda simak ilustrasi berikut ini:

Kalau bertransaksi lewat perbankan:

Misalnya ada 4 orang sebagai nasabah di 4 bank berbeda. Doni pada bank A, Otong pada bank B, Ocol pada Bank C, dan Andi pada Bank D.

Ketika Doni (nasabah Bank A) mentransfer uang Rp 100 ribu ke Otong (nasabah Bank B), maka Bank A akan mentransfer uang Rp 100 ribu ke Bank B, tentunya setelah dilakukan verifikasi data. Sehingga kemudian, uang pun diterima oleh Otong.

Jadi dalam transaksi tersebut, bank mengontrol transaksi antara Doni dan Otong. Bank A juga akan mencatat transaksi mereka, yakni transfer dari Doni ke Otong. Dan yang hanya mengetahui catatan transaksi ini hanya Doni sebagai nasabah Bank A, dan juga Otong sebagai nasabah Bank B.

Sedangkan Ocol sebagai nasabah Bank C dan Andi sebagai nasabah bak D, tidak akan mengetahui atau tidak akan bisa melihat transaksi yang dilakukan Doni dan Otong.

Apalagi mengecek berapa nominal yang dikirim untuk Otong karena setiap transaksi hanya diketahui oleh masing masing nasabah Bank. Itu kalau kita menabung di bank.

Kalau bertransaksi lewat mata uang kripto:

Kali ini, kami berikan simulasi pengiriman uang dari Doni ke Otong dalam bentuk cryptocurrency atau mata uang digital. Transaksi transfer uang dari Doni ke Otong bisa diketahui oleh orang lain seperti Ocol dan Andi.

Ocol dan Andi bisa melihat atau mengetahui misalnya berapa nominal yang ditransfer oleh Doni ke Otong. Itu artinya, sistem transaksi pada cryptocurrency ini bersifat terbuka, transparan, dan tidak ada yang mengontrol seperti perbankan.

Transaksi seperti itulah yang dinamakan sebagai sistem blockchain, dari pengguna untuk pengguna.

Namun, yang kalian harus catat adalah, terdapat sistem anonim sehingga setiap pengguna mata uang kripto tidak mengetahui identitas masing-masing orang termasuk nama asli penggunanya.

Jadi dalam konteks ini, Ocol dan Andi tidak mengetahui kalau yang mentransfer dan yang menerima transfer dengan besar Rp 100 ribu itu adalah Doni dan Otong.

6 Hal Terpenting tentang Cryptocurrency

1. Hanya Ada di Dunia Digital

Cryptocurrency adalah mata uang yang hanya ada di lingkungan digital secara online. Artinya, Anda hanya dapat mengakses mata uang Anda melalui internet dari komputer atau perangkat seluler.

Anda tidak akan memiliki bentuk fisik seperti mata uang tradisional. Artinya Anda tidak akan pernah bisa memegang mata uang kripto secara fisik seperti halnya uang tunai biasa.

Mata uang kripto disimpan di dompet digital. Dompet Cryptocurrency menggunakan program perangkat lunak yang membantu Anda membelanjakan dan menerima mata uang secara online.

2. Beroperasi Secara Desentralisasi.

Tidak ada server pusat pada sebagian besar mata uang kripto. Mata uang ini di ribuan jaringan komputer dan perangkat. Cryptocurrency tidak dikendalikan oleh satu otoritas terpusat seperti perbankan pada umumnya. Mata uang kripto juga tidak dikendalikan oleh orang atau pihak yang menciptakannya.

3. Bagian dari Jaringan Peer-to-Peer.

Jaringan Cryptocurrency sepenuhnya bergantung pada jaringan peer-to-peer. Jaringan peer-to-peer ini mengatur transaksi dan memastikan semuanya diperiksa.

Bagi pengguna cryptocurrency, jaringan yang terdesentralisasi sebetulnya membantu mencegah terjadinya penipuan dan campur tangan pemerintah dan juga membantu menciptakan transaksi yang efisien.

Jaringan ini beroperasi melalui pengguna cryptocurrency yang meneruskan langsung ke pengguna lain. Jadi, saat transaksi berlangsung, itu diatur oleh pengguna lain yang berada dalam jaringan. Dan ingat, setiap transaksi mata uang kripto, tidak pernah diatur oleh bank sentral, pemerintah, atau otoritas tertentu.

Setelah transaksi mata uang kripto dilakukan, maka transaksi ini dicatat dalam buku besar publik jaringan tersebut. Buku besar ini dapat dilihat oleh setiap pengguna jaringan dan inilah yang disebut sebagai blockchain.

4. Menggunakan Enkripsi

Mata uang kripto menggunakan sistem terenkripsi yang menerjemahkan data menjadi kode yang aman dan hanya dapat dibaca oleh orang-orang tertentu yang memiliki kunci dalam menerjemahkan data tersebut.

Proses mengubah informasi yang kemudian menjadi kode rahasia ini dikenal sebagai kriptografi. Metode ini diterapkan di setiap pertukaran mata uang kripto. Langkah ini menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa transaksi yang berlangsung secara aman, anonim, dan tidak pernah dikendalikan oleh satu otoritas terpusat.

5. Transaksi Bersifat Permanen

Transaksi Cryptocurrency dicatat di buku besar jaringan. Maka, transaksi yang telah terjadi tidak bisa diubah dan bersifat permanen.

6. Menjamin Transaksi Anonim

Jaminan anonim ini membuatnya berbeda dengan perbankan, di mana kalau di perbankan, identitas kita termasuk nama dan lain-lain dapat diketahui oleh pihak perbankan.

Kalau bertransaksi di mata uang kripto, identitas Anda tidak diketahui siapapun alias anonim. Ini karena ada kode terenkripsi dan tindakan keamanan lainnya yang menyembunyikan identitas pengguna dalam jaringan.

Namun, transaksi yang dilakukan si anonim ini dapat dilihat atau diketahui oleh orang lain dalam jaringan. []

 

Comments