7 Dampak Kegagalan Proses Bisnis

VINANSIA.COM — Dampak kegagalan proses bisnis yang kita lakukan memang meresahkan. Dampaknya tidak hanya memengaruhi diri kita sendiri tetapi juga orang-orang sekitar. Yang lebih parah lagi, semua itu memberikan tekanan kepada diri kita sehingga tidak mau lagi berbisnis.

Padahal, yakinlah, ada banyak keuntungan yang diperoleh jika kita melakukan proses yang benar dalam berbisnis. Ini sudah terbukti dan konglomerat-konglomerat di dunia dan Indonesia sudah membuktikannya.

Karena itu, apakah seharusnya dampak kegagalan proses bisnis membuat kita tidak mau lagi berbisnis? Tentu tidak. Jangan pernah. Terus melanjutkan usaha tapi dengan cara yang berbeda. Jika sudah mencoba dengan satu cara dan gagal, maka carilah lubang lain atau cara untuk meraih keuntungan dan sukses.

Namun kali ini kami tidak akan membahas tentang apa penyebab kegagalan proses bisnis. Kami justru akan membahas dampak-dampak kegagalan dalam proses bisnis, berdasarkan cerita pengalaman sahabat-sahabat kami yang telah melewati proses bisnis dan gagal.

Simak baik-baik penjelasan berikut ini mengenai dampak kegagalan proses bisnis.

Modal Habis – Dampak Kegagalan Proses Bisnis #1

Dampak pertama dari kegagalan dalam proses bisnis adalah habisnya modal yang telah Anda keluarkan. Ya, betapa tidak, dalam berbisnis tentu membutuhkan modal dan modal ini kita peroleh lewat berbagai usaha. Misalnya dengan menjual motor, mobil, dan bahkan rumah tempat tinggal Anda hanya untuk memperoleh modal untuk usaha.

Bahkan dalam proses memperoleh modal dengan menjual barang-barang berharga ini sampai harus berselisih dengan anggota keluarga seperti istri atau orang tua Anda. Dalam kondisi ini mereka harus diyakinkan bahwa konsep bisnis yang kita jalani itu sangat matang sehingga kecil kemungkinan untuk gagal.

Katakanlah, mereka semua, anggota keluarga Anda sudah yakin. Namun, apa daya, semua berakhir gagal. Semua masterplan yang telah dimatangkan dalam menjalani proses bisnis malah berujung gagal karena semua modal tersebut ludes.

Solusinya: Cobalah untuk berkonsultasi dengan pebisnis yang telah sukses atau keluarga Anda. Jangan menghindar dan sampaikan secara gentle.

Utang Melimpah – Dampak Kegagalan Proses Bisnis #2

Anda bukannya untung yang melimpah, malah utang yang melimpah. Inilah salah satu masalah terbesar bagi Anda yang mendapatkan modal dengan cara berutang. Misalnya dengan meminjang uang ke lembaga perbankan atau bank.

Lalu ketika bisnis gagal, Anda mungkin kesulitan untuk bernegosiasi dengan bank demi mendapatkan keringanan membayar. Dan pada akhirnya, semua aset Anda disita. Atau, Anda berusaha kabur dari kejaran debt collector yang dikirim oleh perbankan, lalu bersembunyi dengan harapan tidak akan ada orang yang menemukan Anda.

Solusi: Jika Anda kabur tentu ini bukanlah solusi. Anda harus berusaha meyakinkan pihak bank atau pihak peminjam bahwa Anda mampu untuk membayar utang tersebut dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Rumah Tangga Hancur Berantakan

Rumah tangga hancur berantakan. Dampak yang satu ini memang ngeri-ngeri sangat sedap. Apalah arti harta yang berlimpah jika keluarga berantakan. Namun ternyata ungkapan ini masih lebih baik dibandingkan orang yang gagal dalam proses bisnis kemudian keluarga hancur. Sudah jatuh, ketimpa tangga pula.

Kami merasa perlu untuk menyampaikan, bahwa orang-orang terbaik di sekitar Anda adalah yang tetap bersama Anda ketika Anda mengalami musibah finansial terbesar dalam hidup.

Namun, kalau pun keluarga meninggalkan Anda, jangan salahkan mereka. Lakukan introspeksi. Mungkin saja ini karena kesalahan Anda sendiri dan mereka sudah pernah memperingatkan namun Anda menolaknya alias ngeyel alias ngotot.

Solusi: Yakinkan dalam diri bahwa Anda mampu melewati masalah ini semua. Temuilah pemuka agama untuk menerima saran dan masukan agar Anda bisa bangkit lagi. Setidaknya, kalau uang habis, keluarga Anda tetap utuh.

Tidak Lagi Dipercaya Mitra Bisnis atau Supplier

Dampak satu ini juga tidak enak untuk kita terima. Karena Anda merasa kegagalan ini bukan karena faktor internal atau faktor personality, sehingga kenapa mereka memutus kontrak bisnis.

Anda harus berpikir bahwa mereka mungkin tidak percaya lagi pada Anda karena tidak memiliki komitmen pada bisnis yang dijalani. Karena tidak punya komitmen, terbuka peluang besar untuk kegagalan berikutnya. Inilah pola pikir yang biasanya mereka milki. Mereka takut gagal lagi jika kembali berbisnis dengan Anda.

Kapok Tidak Mau Bisnis lagi

Dampak berikutnya adalah kapok tidak mau bisnis lagi. Sebetulnya ini sih yang parah. Berarti Anda trauma pada proses bisnis kemudian karena gagal, tidak ingin lagi berbisnis. Anda jadi benci pada bisnis.

Ibaratnya, Anda putus dengan seorang perempuan lalu menjadi benci dengannnya. Perempuan itu menikah dengan lelaki lain dan Anda tidak mau datang memberi selamat. Sungguh terlalu.

Solusi: Ingatlah, ketika gagal pada sesuatu, dalam hal ini gagal dalam proses bisnis, justru inilah yang menjadi pelajaran. Anda kini punya segudang pengalaman untuk terhindar dari kesalahan-kesalahan yang pernah Anda buat. Pelajaran terbaik adalah pengalaman.

Jack Ma pun mengakui hal tersebut. Menurutnya, kebanyakan kalangan motivator yang menerbitkan buku-buku bisnis hanya terfokus pada faktor kesuksesan, bukan pada kegagalan. Karena itu, Jack Ma lebih tertarik untuk membahas faktor kegagalan seperti apa yang membuat Anda gagal.

Mencari Kerjaan Baru

Mencari kerjaan baru adalah alternatif terakhir yang tentu lebih baik dari semua poin dampak kegagalan proses bisnis di artikel ini. Dengan mencari kerjaan baru, Anda setidaknya sudah bangkit dan mencari kesempatan lain di luar sana.

Sebagai dampak kegagalan proses bisnis, mencari kerjaan baru mungkin menjadi salah satu solusi yang baik. Tetapi ingat, kerjaan baru yang diincar harus disesuaikan dengan kemampuan, kapabilitas dan kapasitas yang Anda punya. Jangan sekadar mencari tanpa berpikir matang.

Solusi: Kalau sudah kepepet, mungkin meminta pekerjaan baru kepada sahabat yang telah sukses dalam wirausaha menjadi cara terbaik.

Kabur Mengasingkan Diri

Dampak lain dari kegagalan proses bisnis, yang menurut saya paling parah, adalah kabur mengasingkan diri. Misalnya kabur ke Papua kemudian menyerahkan diri pada OPM, dengan harapan ditembak oleh mereka. Jangan ya. Sama saja dengan bunuh diri.

Kalau benar-benar ingin kabur, ya kabur lah ke tempat-tempat yang tidak perlu jauh-jauh. Mungkin cukup untuk menginap di kosan yang masih dihuni sahabat terbaik Anda.

Jadi tidak perlu jauh-jauh mengasingkan diri ke daerah-daerah. Ya cukup ke suatu tempat yang di situ terdapat orang terdekat Anda dan Anda percaya dia bisa dipercaya. Pasti Anda punya orang seperti itu.

Solusi: Poin ini bukan solusi dan tidak memicu kami untuk mendapatkan solusi.

[]

Comments