Dear Pemain Kripto, Ini Analisis Terlengkap Prediksi Bitcoin 2022

Prediksi harga Bitcoin 2022. Sobat Vinansia, kali ini kami tidak bermaksud untuk memaparkan prediksi crypto hari ini, tetapi ingin menyampaikan analisis jenis dan cara memilih crypto yang bagus di tahun 2022.

Kira-kira, koin crypto yang akan naik pada 2022 itu apa saja ya? Banyak kalangan analis di berbagai website yang menjelaskan tentang potensi besar popularitas kripto Solana. Meski ada potensi kenaikan dari deretan altcoin yang salah satunya adalah Solana, Bitcoin tetap merajai dunia kripto.

Karena itu, kali ini kami akan menguraikan analisis prediksi harga Bitcoin 2022 yang perlu menjadi pegangan bagi Anda pencari cuan di kripto sebelum melakukan transaksi trading maupun investasi di kripto. Simak ulasan berikut ini baik-baik.

Prospek Bitcoin 2022, Cerah?

Harga Bitcoin sepanjang tahun 2021 sempat mencatatkan rekor kenaikan harga tertingginya sepanjang sejarah. Di awal bulan November 2021, harga bitcoin menyentuh Rp 960 juta per satu bitcoin. Kemudian berlangsung turun hingga kemarin hanya bertengger di harga Rp 689 juta.

Lalu bagaimana prospek bitcoin tahun depan? Apakah harga bitcoin mampu kembali naik melebihi rekor harga tertingginya atau malah makin turun?

3 Faktor Bitcoin Naik Tajam Sepanjang 2021

Setidaknya ada dua peristiwa penting yang menyebabkan harga Bitcoin naik begitu tinggi pada tahun ini. Berikut ini kami paparkan 3 penyebab yang menjadi faktor harga Bitcoin naik tajam di tahun ini.

Likuiditas Tinggi

Pertama, likuiditas (uang beredar) di pasar keuangan begitu melimpah sebab pandemi. Hampir seluruh Bank Sentral di dunia menurunkan bunga acuannya. Akibatnya investor mencari aset yang jauh lebih menguntungkan untuk melindungi asetnya.

Sederhananya begini. Jika kalian memiliki uang yang banyak, dan di sisi lain bunga di bank itu sangat rendah misalnya cuma 2% dalam satu tahun, maka otomatis kalian tidak tertarik untuk menaruh uang kalian di bank lagi.

Karena bunga setahun cuma 2 persen sedangkan inflasi dalam satu tahun bisa 4-5%. Dan ini artinya nilai uang anda menjadi berkurang. Makanya, di era bunga bank rendah, investor coba masuk ke instrumen investasi yang menjanjikan keuntungan jauh lebih besar agar bisa melindungi nilai uang mereka.

Makanya, instrumen investasi seperti saham dan bitcoin akan naik tinggi saat kondisi bunga bank itu tidak menarik bagi mereka. Para investor akan coba mencari peruntungan di investasi yang jauh lebih berisiko di banding menaruh uang mereka di tabungan.

Banyak Konglomerat Taruh Uang di Bitcoin

Penyebab kedua, tentu saja makin banyaknya para konglomerat yang sudah mulai menaruh uangnya di bitcoin. Sebut saja Elon Musk. Dia mengaku telah membelanjakan uangnya untuk membeli bitcoin senilai 1,5 miliar dolar.

Tak hanya Elon Musk, beberapa investor kelas kakap seperti MicroStrategy, The Tezoz Foundation, dan Square inc juga sudah menaruh dananya di bitcoin. Semakin banyak investor besar yang masuk ke bitcoin membuat investor ritel makin yakin dengan masa depan bitcoin.

Karena tidak mungkin para investor besar itu mau kehilangan uang yang begitu besar secara cuma cuma. Mereka tentu sudah yakin akan masa depan bitcoin sehingga berani menaruh uang puluhan triliun mereka di bitcoin.

Oleh sebab itu, permintaan terhadap Bitcoin makin meningkat seiring makin banyaknya jumlah investor yang tertarik dengan Bitcoin. Di sini hukum ekonomi bekerja. Semakin banyaknya permintaan maka akan membuat harga ikut meningkat.

Banyak Negara Legalkan Bitcoin

Selain dua penyebab itu, tentu saja masih banyak penyebab lain yang membuat harga Bitcoin sempat mencatatkan rekor kenaikan tertinggi. Contohnya, semakin banyak negara yang melegalkan penggunan Bitcoin seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Kanada, Finlandia, Australia Nigeria, dan El Salvador.

Ketika makin banyak negara memperbolehkan jual beli Bitcoin, tentu akan membuat permintaan bitcoin semakin meningkat. Sebab, selama ini hambatan terbesar dari Bitcoin sendiri datang dari regulator seperti Bank Sentral. Memang harus diakui bank sentral adalah batu sandungan paling besar bagi Bitcoin.

Karena jika Bitcoin dan mata uang kripto yang lain diizinkan sebagai alat pembayaran, tentu akan menganggu fungsi bank sentral sebagai penjaga moneter sebuah negara.

Prediksi Harga Bitcoin 2022

Banyak analis mata uang kripto yang sudah memprediksi harga bitcoin pada tahun depan. Ada yang optimis naik, begitu juga tidak sedikit yang justru pesimis. Mereka tentu saja punya alasan masing masing dibalik prediksinya.

Misalnya Mike McGlone, Senior Commodity Strategist Bloomberg Intelligence. Dia memprediksi harga bitcoin tahun depan bisa kembali melampaui harga tertingginya pada tahun ini. Dia memperkirakan harga bitcoin tahun depan bisa menyentuh harga 100.000 dolar.

Faktor Mengapa Bitcoin Berpotensi Naik pada 2022

Menurut McGlone, faktor penghambat penurunan harga Bitcoin seperti larangan penambangan bitcoin di China dan konsumsi energi bitcoin yang tidak efisien dinilai sudah tidak terlalu berpengaruh terhadap harga bitcoin.

Misalnya soal larangan penambangan Bitcoin di China. Para penambang Bitcoin itu justru menggeser lokasinya ke Negara yang jauh lebih ramah terhadap Bitcoin seperti Amerika Serikat dan Kanada.

Begitu juga soal penggunaan energi Bitcoin. Para pengkritik Bitcoin selalu berdalih bahwa konsumsi energi Bitcoin itu sangat tidak efisien. Mereka selalu menggaungkan konsumsi energi Bitcoin itu lebih besar dibanding konsumsi energi beberapa negara seperti Swedia, Bangladesh, dan Norwegia.

Berdasarkan data Cambridge Center for Alternative Finance, konsumsi energi Bitocin sebesar 147 terawatt Hour (Twh), Swedia konsumsi energinya hanya 131 Twh, Bangladesh, 71 Twh, dan Norwegia 124 Twh.

Namun perbandingan seperti itu dianggap kurang fair. Kenapa tidak dibandingkan dengan konsumsi energi yang dilakukan sistem perbankan. Karena jika mau fair harusnya dibandingkan dengan konsumsi energi sistem perbankan.

Nyatanya, konsumsi energi perbankan justru jauh lebih besar dibandingkan konsumsi penambangan Bitcoin. Asal tahu saja, perbankan sangat bergantung pada konsumsi energi yang juga besar. Dari mulai data center, ATM, dan jaringan pembayaran digitalnya itu konsumsi energinya mencapai 263 Twh.

Pendapat di atas itu contoh yang optimis dengan harga Bitcoin tahun depan.

Faktor Mengapa Bitcoin Berpotensi Merosot pada 2022

Sebaliknya, ada juga yang berpendapat sebaliknya. Misalnya Louis Navellier, investor kawakan Amerika. Dia memprediksi harga bitcoin tahun depan cenderung akan mengalami koreksi harga. Penyebabnya adalah program tapering yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat The Fed.

Jika The Fed melakukan peningkatan suku bunga acuannya, maka jelas mengakibatkan koreksi harga di aset beresiko seperti saham dan Bitcoin. “Semakin cepat The Fed melakukan tapering, maka kita akan melihat volatilitas yang tinggi di pasar saham dan obligasi, dan tentu saja Bitcoin,” kata Navellier.

Pendapat yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan Mike Novogratz, triliuner investor kripto dan CEO Galaxy Digital. Ia mengatakan, kebijakan The Fed bisa membuat pasar kripto runtuh di 2022.

“Orang-orang kini menjadi bearish (memandang harga akan turun) terhadap Bitcoin dan mata uang kripto lainnya setelah penguatan tajam dalam satu tahun terakhir. Bitcoin melesat nyaris 200%, ethereum 600% belum lagi yang lainnya juga naik ratusan persen,” kata Novogratz. []

Disclaimer:
Pasar Cryptocurrency sangat spekulatif, berisiko, dan sebagian besar tidak diatur. Siapa pun yang mempertimbangkan untuk berinvestasi di dalamnya harus menyadari bahwa ada risiko kehilangan seluruh investasi mereka.

Comments