Reksadana memiliki banyak macam. Kalian para investor bisa memilih jenis reksadana sesuai kebutuhan, untuk mengembangkan dana yang Anda punya. Namun ada satu jenis reksadana yang patut diperhatikan karena daya tariknya, yaitu reksadana indeks atau index fund.
Reksadana indeks mereplikasi indeks tertentu yang menjadi acuannya. Reksadana indeks memiliki komposisi portofolio yang mengacu pada replikasi tertentu sehingga return atau imbal hasilnya bakal tidak jauh dari indeks yang diikuti.
Reksadana Indeks dikelola agar Anda bisa memperoleh hasil investasi berupa imbal hasil (return) yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham.
Karena reksadana indeks mereplikasi kinerja saham-saham indeks LQ45, maka isi dari reksadana indeks tersebut merupakan tiruan dari saham-saham pada LQ45.
Karena replikasi itulah, strategi investasi yang dilakukan Manajer Investasi (MI) jenisnya pasif sehingga imbal hasilnya tidak beda jauh dengan indeks acuannya dan tidak ada kemungkinan untuk mengalahkan indeks acuannya.
Perlu diketahui pula, untuk melihat lebih jauh reksadana jenis ini, diperlukan tolok ukur yang salah satunya adalah memperhatikan apakah returnnya dekat dengan indeks acuannya atau tidak.
Jika selisih yang dihasilkan sangat kecil atau bahkan sama persis dengan indeks acuannya, maka bisa dikatakan, manajer investasinya berhasil meramu reksadananya.
Sebab, untuk diketahui, menentukan besarnya bobot masing-masing saham (jika indeks acuannya saham-saham) bukan pekerjaan yang mudah karena saham sangat dinamis tiap harinya.
Jenis investasi reksadana ini memang direkomendasikan oleh Warren Buffet, sehingga cara menikmatinya pun saat ini sangatlah gampang. Misalnya melalui platform IPOTFund yang telah terintegrasi di aplikasi IPOT milik Indo Premier Sekuritas.
Singkatnya, reksadana indeks adalah reksadana yang meniru portofolio indeks acuannya, baik itu indeks saham maupun indeks obligasi. Tujuan dari penerbitan reksadana indeks adalah meniru pergerakan indeks acuannya.
Semakin mirip dengan indeks acuannya, maka reksadana indeks tersebut semakin baik. Misalnya, salah satu produk reksadana indeks dari Syailendra Asset Management adalah Reksadana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund.
Pada produk saham ini, yang menjadi indeks acuan adalah Indeks MSCI Indonesia, yang daftar sahamnya di-review setiap 6 bulan sekali dan dapat dilihat pada website ini. Bila merujuk pada website MSCI Indonesia, saat ini hanya terdapat 22 saham yang masuk ke dalam konstituen indeks MSCI Indonesia per 23 April 2021.
Berikut ini kami jelaskan 6 atau beberapa kelebihan dari reksadana indeks:
1. Pilihan Realistis Paling Mudah
Tidak semua Manajer Investasi (MI) bisa menghasilkan kinerja di atas indeks atau mengalahkan indeks. Maka reksadana indeks ini bisa menjadi pilihan Anda yang paling realistis karena bisa menghasilkan return yang sama atau mendekati indeks.
2. Transparansi Portofolio
Investor akan mengetahui portofolio reksadana indeks meski tidak semuanya. Informasi yang diberikan sangat transparan sedikitnya untuk 10 bobot yang terbesar. Para investor tidak perlu khawatir dengan laporan returnnya karena bisa ditelisik secara mandiri.
3. Lebih Murah
Reksadana Indeks juga lebih terjangkau karena dikelola secara pasif. Biaya pengelolaan dan biaya lainnya lebih murah. Beda halnya jika reksadana konvensional. Reksadana indeks membuat manajer investasi mudah dalam pengelolaan sehingga biaya pengelolaan manajer cenderung lebih murah daripada reksadana pada umumnya.
4. Investasi Terjangkau
Bila seorang investor ingin punya beragam aset tetapi dananya terbatas, reksadana indeks bisa jadi pilihan. Dengan membeli reksadana indeks, misalnya Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund, otomatis kita seperti membeli 22 saham yang ada dalam indeks itu, dengan minimal pembelian mulai dari Rp 50 ribu.
Di sisi lain, kalau mau langsung membeli saham, kita harus mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk melakukan diversifikasi ke 22 saham tersebut.
5. Risiko Terdiversifikasi
Reksadana indeks meniru kinerja indeks acuannya. Contoh, indeks saham yang ditiru adalah LQ-45 atau saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi besar. Saham-saham dalam indeks ini sudah diseleksi sebelum masuk indeks acuan sehingga risikonya juga lebih kecil dibandingkan dengan investasi langsung di saham-saham lainnya.
6. Biaya Pengelolaan (Management Fee) Lebih Murah
Reksadana Indeks dikelola secara pasif, sehingga manajer investasi tidak banyak melakukan transaksi dalam pengelolaan portofolionya. Akibatnya ini membuat biaya pengelolaan (expense ratio) dari reksadana indeks lebih kecil ketimbang reksadana konvensional.
Pendekatan dari reksadana indeks adalah secara pasif dengan menyusun portofolio investasi menyerupai indeks acuannya. Komposisinya mirip atau bahkan persis dengan indeks acuan, maka hasilnya juga tentunya akan mirip dengan indeks acuannya.
Cara tersebut sering dianggap sebagai strategi manajemen pasif (passive management strategy). Pengelolaan secara pasif menghasilkan efisiensi biaya karena manajer investasi tidak memerlukan tenaga analis yang banyak untuk menganalisis saham atau obligasi sebuah perusahaan.
Kemudian, biaya transaksi juga menjadi lebih kecil karena manajer investasi tidak melakukan trading jual beli secara aktif. Karena itu, biaya reksadana indeks umumnya lebih kecil dibandingkan reksadana konvensional. []
Comments