Cara investasi yang tepat dan berpotensi besar menghasilkan keuntungan berlipat. Setiap orang tentu ingin hidup sejahtera dengan berupaya menjamin kebutuhan di masa-masa mendatang. Caranya adalah dengan berinvestasi di berbagai jenis investasi yang ada agar uang yang kita miliki jadi berlipat-lipat.
Di antara jenis investasi yang umum diketahui masyarakat adalah saham, reksadana, emas, dan obligasi ritel. Memang ada banyak pilihan dalam berinvestasi, namun, yang harus Anda ingat adalah, jangan hanya siap untung tetapi juga harus siap rugi.
Maka, diperlukan strategi yang matang dan jitu agar investasi yang Anda gelontorkan betul-betul ada hasilnya.
Cara Investasi Agar Raih Keuntungan
1. Jangan Menunda-Nunda – Cara Investasi #1
Maksudnya, berinvestasi harus dimulai sejak dini atau sejak muda. Saya sebetulnya menyesal mengapa baru mengetahui tentang investasi dan macam-macam di atas usia 25 tahun.
Dalam penyelesalan itu saya berpikir bahwa setiap anak muda yang masih berusia 15 tahun, atau bahkan 10 tahun, seharusnya sudah diajarkan tentang bagaimana bebas finansial dalam artian sejahtera sejak dini dari sisi finansial.
Lakukan investasi sesegera mungkin dan jangan menunda-nunda. Keluarkan dana untuk berinvestasi meski untuk jumlah yang kecil, misalnya Rp 100 ribu. Karena, bagaimana pun walaupun jumlah tersebut kecil, tetapi itu menjadi kesempatan belajar bagi Anda khususnya milenial, untuk meraih untung di kemudian hari.
Katakanlah Anda berusia 15 tahun, lalu berinvestasi Rp 100 ribu pada reksadana, maka bayangkan berapa nilai uang tersebut saat Anda berusia 25 tahun.
Kata kunci:
“Berinvestasilah sejak dini.”
2. Investasi pada Instrumen yang Sulit Tergerus Inflasi
Kita harus berinvestasi pada sesuatu yang kuat terhadap inflasi. Di Indonesia, tentu saja terjadi inflasi. Hal paling mudah untuk dilihat adalah harga rokok. Dulu saya beli Sampoerna Mild isi 16 batang pada 2010-2012 itu di kisaran Rp 11 ribu sampai Rp 12 ribu. Sekarang? Bayangkan, sebungkus Sampoerna Mild isi 16 harganya Rp 24 ribu-Rp 26 ribu.
Uang Rp 20 ribu pada 2010 terasa begitu besar dan bisa untuk makan selama 2 hari atau lebih. Sekarang nominal tersebut hanya mampu bertahan dalam sehari. Begitulah inflasi bekerja, karena harga-harga bahan pokok terus mengalami kenaikan.
Badan Pusat Statistik mencatat, bahwa rata-rata inflasi yang terjadi di Indonesia selama 5 tahun terakhir mencapai 3,16 persen. Nah, pada beberapa tahun mendatang, kenaikan inflasi diproyeksikan berada di angka 3% sampai 5%.
Kata kunci:
“Fokus mengantisipasi inflasi”
3. Diversifikasi Investasi
Lakukan diversifikasi terhadap investasi Anda. Artinya, kalau Anda punya uang Rp 50 juta, maka harus dibagi ke dalam beberapa jenis investasi seperti reksadana, deposito, emas, dan saham. Tujuannya adalah untuk menghindari risiko rugi.
Sebab, ke depannya mungkin saja portofolio saham Anda mengalami kerugian alias minus. Nah, supaya kerugiannya tidak membengkak, harus ada antisipasi untuk menutup atau memperkecil kerugian dengan jenis investasi yang lain, seperti emas, reksadana atau lainnya.
Kata kuncinya adalah:
“Jangan terpaku pada satu jenis investasi”.
4. Tentukan Investasi yang Tepat
Ada banyak pilihan investasi yang tepat untuk Anda. Pertama, adalah investasi di pasar modal dengan pilihan di dalamnya yaitu, reksadana, sukuk, obligasi, dan saham.
Kedua, adalah investasi yang tergolong stabil yaitu emas logam mulia. Namun harus diingat, investasi emas adalah untuk jangka panjang. Di lain artikel, saya akan bahas soal bagaimana investasi emas.
Ketiga, adalah investasi deposito tetapi harus ditekankan di sini bahwa untung dari deposito ini kecil tapi pasti. Ingat, kecil tapi pasti. Apalagi jika dibandingkan dengan laju inflasi di Indonesia.
Berikutnya atau keempat, adalah investasi di properti seperti apartemen, rumah atau tanah. Namun investasi ini membutuhkan modal yang besar.
Kata kunci:
“Amati dulu berbagai jenis investasi yang ada.”
5. Pilih Investasi Sesuai Tujuan dan Kemampuan Finansial
Maksudnya adalah Anda harus mengambil investasi yang tepat dan sesuaikan dengan kondisi Anda. Investasi yang butuh modal besar adalah di bidang properti. Namun yang harus juga diingat adalah, makin tinggi risiko makin tinggi pula keuntungan.
Contoh urutan investasi dengan risiko tertinggi dan tertinggi pula keuntungannya yaitu saham, reksadana, obligasi, dan terakhir adalah deposito bank yang memiliki risiko kecil. Seperti yang tadi saya bilang, deposito ini perolehannya kecil tapi pasti.
Kata kunci:
“Berinvestasi sesuai keadaan Anda.”
6. Mulai dengan investasi ringan
Mengapa saya sebut ringan, karena investasi ini adalah investasi yang modalnya sedikit. Jangan berekspektasi yang besar-besar dulu. Tanamkan saja dulu pada diri Anda bahwa Anda ingin belajar menajamkan insting dalam berinvestasi, dengan cara mengeluarkan sedikit dana untuk investasi.
Anda tidak perlu menunggu diterima bekerja lalu barulah berinvestasi. Tidak perlu menunggu seperti ini. Anda bisa langsung berinvestasi dengan nilai Rp 10 ribu. Misalnya dengan membuka tabungan emas di sejumlah platform marketplace yang menyediakan program investasi emas dengan bayaran yang ringan yaitu Rp 10 ribu.
Kata kunci:
“Paksa diri Anda untuk berinvestasi. Anggarkan dana investasi dan jangan diganggu gugat.”
7. Tanamkan di Diri Anda, “Saya Investasi untuk Jangka Panjang”
Ini hanya saran dan Anda perlu memikirkan hal di atas agar tidak terlalu sering memantau dana investasi yang telah Anda kucurkan. Sebab, semakin sering Anda memantau, semakin besar pula diri Anda terbelenggu oleh rasa kekhawatiran atau kecemasan.
Kata kuncinya adalah:
“Hindari sesuatu yang membat Anda cemas terhadap investasi yang telah dikucurkan.”
Jadi kalau pun Anda sering memantau, tapi tidak cemas, tentu tidak masalah. Kalau Anda berinvestasi saham, dan berharap untung cepat, itu berarti Anda adalah pedagang alias trader. Ingat, investor berpikir untuk jangka panjang. []
Comments