Petral Mau Dilenyapkan, Mungkinkah?


Tim Transisi Jokowi-JK berencana membekukan PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral). Pembekuan tersebut dilakukan sebagai langkah untuk menghapus keberadaan mafia minyak dan gas bumi (migas) yang bercokol selama ini di Petral.

Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, pada Selasa (23/9) menyatakan, timnya saat ini sedang mengkaji kembali usulan terkait pembekuan sementara Petral. Anak perusahaan Pertamina ini bertugas untuk mencari dan mengumpulkan Bahan Bakar Minyak (BBM), yang kemudian 'dijual' ke pemerintah.
"Ide itu dimunculkan oleh seorang pengamat perminyakan," katanya.
Hasto menjelaskan, fungsi adanya Petral telah menguras banyak anggaran untuk BBM. Selain itu, kepentingan masyarakat, terutama soal pemenuhan BBM, selalu dikalahkan oleh kepentingan politik. Pasalnya, Petral selalu menjadi broker dalam perdagangan minyak.

Petral didirikan pada 1969, dan merupakan perusahaan gabungan antara Pertamina dan kelompok kepentingan yang diduga berasal dari Amerika Serikat. Kantor Pusat Petral ada di Singapura, bukan di Jakarta ataupun wilayah di Indonesia.

Nama Muhamad Reza Chalid, tentu sudah tidak asing lagi di kalangan direksi Pertamina, meskipun para direksi tersebut selalu membantahnya. Bahkan, aksi Reza itu sudah dimulai sejak zaman orde baru. Wajar saja, tak ada direksi Pertamina yang berani melawannya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, pernah memunculkan wacana untuk menghapus Petral pada Februari 2012 lalu. Alasannya, karena begitu maraknya mafia di Petral. Tapi, wacana tersebut seperti tenggelam dengan sendirinya, dan Dahlan tetap mempertahankan Petral.

Comments