Korupsi dan Politik Migas Indonesia

Area di Blok Mahakam, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Saat ini, berita yang selalu beredar adalah mengenai penangkapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik. Duit yang dikorupsi Jero, berdasarkan temuan KPK, sebesar Rp 9,9 miliar.

Jumlah ini, sebenarnya tidak seberapa dengan angka korupsi yang berkutat di lingkungan Kementerian ESDM. Sebab, korupsi di Kementerian ESDM itu sangat besar, dan melibatkan banyak pihak, di luar dan di dalam negeri. 

Seperti diketahui, Pertamina memiliki anak Perusahaan di Singapura, yakni bernama Petral. Perusahaan tersebut berfungsi untuk mengumpulkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari negara produsen minyak. Dengan kata lain, BBM yang kita gunakan selama ini, itu berasal dari Singapura. Petral bertugas sebagai pengimpor minyak dari negara produsen.

Lalu, tidak berhenti di situ, pemerintah Indonesia malah membeli minyak yang dijual Petral tersebut. Asal tahu saja, Singapura itu tidak menggunakan minyak sebagai bahan bakar utama di negerinya. Negara itu lebih mengutamakan gas dari pada minyak. Tapi anehnya, Singapura mempunyai banyak kilang minyak. Sedangkan Indonesia, dari tahun 1997, jumlah kilang hanya segitu-gitu saja, yakni sekitar 7 kilang.

Indonesia memang diarahkan untuk sulit membangun kilang. Ingatlah nama Muhamad Riza Chalid. Dialah sang creator mafia minyak di Indonesia. Ia tidak sendiri. Ada nama Hatta Rajasa sebagai orang yang mempunyai bisnis di industri EPCI migas. Riza merancang sedemikian rupa agar Indonesia terus bergantung padanya. Ia sudah beroperasi sejak zaman Orde Baru. Inilah yang bikin sulit diberantas.

Lamanya Riza menjadi mafia di industri importir minyak di Indonesia, membuat dirinya mudah masuk ke pemerintahan era siapapun. Dan tampaknya, Riza sudah mengetahui instansi mana yang harus dirasuki, yakni KPK. Tidak adanya lembaga yang mengontrol KPK, membuat kita tidak mengetahui apa saja yang terjadi di balik KPK.

Namun, diduga kuat, jika melihat dari pola-pola orang yang ditangkap KPK, menunjukkan bahwa orang yang ditangkap KPK terkait kasus di sektor migas, itu dijebak. Siapa yang menjebak, kita pun bertanya-tanya. Nah, siapa yang dijebak, mungkin salah satunya Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Barang kali ada mafia migas yang bisnisnya terancam akibat Rudi. Hingga kemudian dia malah ditangkap lembaga antirasuah itu.

Lalu sekarang, penangkapan Jero Wacik, adalah buah hasil dari pemenang Pemilu Presiden 2014-2019. Pemerintahan terpilih dan partai pengusungnya menginginkan adanya citra bahwa pihaknya seakan-akan ingin memberantas mafia-mafia di sektor migas. Salah satunya dengan penangkapan Jero. Dengan peristiwa itu, timbul kesan bahwa tidak boleh lagi ada kejadian korupsi di lingkungan ESDM.

Bukan tidak mungkin, menteri terpilih nanti (2014-2019) dikesankan sebagai agen perubahan yang bisa memberikan nuansa positif yang baru di sektor migas. Padahal, menteri terpilih nanti, adalah seorang calon orang jahat di negeri ini.

Kita harus membuka mata, bahwa tayangan berita di televisi hanyalah di permukaan saja. Dan, asal tahu saja, wartawan pun bisa dibayar, oleh mafia atau instansi pemerintah mana pun.

i'm never afraid. it's me

Comments