Panorama Pantai Dalam Pulau


Ada sebuah pulau yang menyembunyikan keunikan alam. Siapa yang kira, dalam pulau kecil itu, dalam belantara hutannya, tersimpan pantai. Nama ini mungkin sudah tak asing lagi bagi para pecinta pantai.

Ya, Pulau Sempu. Anda yang sekadar suka menikmati indahnya pantai, Sempu mungkin bisa menjadi pilihan tempat liburan.

Daya tarik pulau Sempu terletak pada pesona pantai yang selama ini selalu dibicarakan oleh para pengunjung. Keunikan dan cirinya yang tidak dimiliki pantai lain, membuat pantai ini jadi sangat mempesona. Pantai Segara Anakan, namanya. Letaknya berada di 2,5 kilometer selatan pulau. Kebanyakan pengunjung yang datang ke pulau ini sudah pasti matanya akan tertuju pada pantai itu.

Pantai Segara Anakan amat berbeda dengan pantai lain. Di pantai lain, kita tak perlu susah-payah untuk bisa menikmati pemandangannya. Tapi, untuk bisa sampai ke pantai Segara Anakan dan menikmati panoramanya, kita harus melewati hutan belantara. Waktu yang dihabiskan, sekitar 3-5 jam. Kalau cepat, 3 jam sudah sampai.

Sebelum melewati hutan, kita menggunakan perahu nelayan agar sampai di Pulau Sempu. Tak lama, hanya sekitar 10 sampai 15 menit. Jika butuh jasa pemandu untuk ke Sempu, Anda bisa mencarinya di daerah Pantai Sendang Biru. Sebab, yang sering terjadi, banyak orang yang tersasar saat ingin ke pantai yang berada di dalam Pulau Sempu.

Permukaan tanah Pulau Sempu tidak beraturan. Beberapa pohon menyembulkan akar-akarnya ke permukaan, sehingga kerap menyulitkan perjalanan. Untuk menuju pantai ini, banyak rintangan yang mesti dilewati. Memang agak sulit.

Kendati banyak rintangan, Pulau Sempu tidak kehabisan pengunjung. Ada saja yang datang, meskipun tidak seramai pantai lain. Di antara mereka, ada yang menginap satu malam, ada juga yang tidak menginap. Mereka yang tidak bermalam, datang ke Pulau Sempu pada pagi hari, lalu pulang pada sore harinya.

Meskipun belum ada penelitian yang lebih mendalam, masyarakat setempat meyakini bahwa terbentuknya pantai itu, disebabkan adanya bolongan di bagian bawah tebing-tebing bebatuan karang yang mengitari sudut pulau itu. Sehingga, karena di luar tebing itu terhampar laut bagian selatan pulau Jawa, air laut itu masuk menembus lubang yang cukup besar itu.

Lambat laun, kata orang setempat, dengan banyaknya volume air yang masuk, terbentuklah seperti kubangan yang besar atau danau kecil. Bedanya, danau yang biasanya kita temui itu berair tawar, danau kecil ini berair asin. Pantainya memang masih sungguh alami. Belum banyak keramaian. Mungkin, karena begitu sulitnya untuk mencapai pantai Segara Anakan itu, membuat banyak orang mengurungkan niatnya untuk pergi ke sana.

Namun, karena letaknya yang amat tersembunyi, dan berada di dalam hutan tropis yang lebat, membuat pantai itu tampak intim dan lebih natural. Pantai yang diwarnai putihnya pasir Segara Anakan, dan birunya air yang datang langsung dari laut selatan Jawa, serta terpisahnya pantai itu dari laut lepas karena dikitari tebing bebatuan karang, semakin menambah nilai eksotisme pulau Sempu. Airnya pun sangat tenang tanpa desiran ombak. Alhasil, berenang menjadi olah raga yang sempurna saat berada di situ.

Terkadang, ketika desiran ombak yang berasal dari laut lepas itu mulai deras, air laut akan memercik ke permukaan air pantai Segara Anakan. Bahkan, jika laut sedang pasang, derasnya percikkan ombak itu bisa melewati tebing bebatuan karang yang tinggi, hingga dapat mengenai pengunjung yang sedang berkemah.

Meskipun belum ada penelitian yang lebih mendalam, masyarakat setempat meyakini bahwa terbentuknya pantai itu, disebabkan adanya bolongan di bagian bawah tebing-tebing bebatuan karang yang mengitari sudut pulau itu. Sehingga, karena di luar tebing itu terhampar laut bagian selatan Pulau Jawa, air laut itu masuk menembus lubang yang cukup besar itu.

Lambat laun, kata orang setempat, dengan banyaknya volume air yang masuk, terbentuklah seperti kubangan yang besar atau danau kecil. Bedanya, danau yang biasa kita temui berair tawar, danau kecil ini berair asin. Pantainya memang masih sungguh alami. Belum banyak keramaian. Mungkin, karena begitu sulitnya mencapai pantai Segara Anakan, membuat banyak orang mengurungkan niatnya untuk pergi ke sana.

Namun, karena letaknya yang amat tersembunyi, dan berada di dalam hutan tropis yang lebat, membuat pantai itu tampak intim dan lebih natural. Pantai yang diwarnai putihnya pasir Segara Anakan, dan birunya air yang datang langsung dari laut selatan Jawa, serta terpisahnya pantai itu dari laut lepas karena dikitari tebing bebatuan karang, semakin menambah nilai eksotisme Pulau Sempu. Airnya pun sangat tenang tanpa desiran ombak. Alhasil, berenang menjadi olah raga yang sempurna saat berada di situ.

Terkadang, ketika desiran ombak yang berasal dari laut lepas itu mulai deras, air laut akan memercik ke permukaan air pantai Segara Anakan. Bahkan, jika laut sedang pasang, derasnya percikkan ombak itu bisa melewati tebing bebatuan karang yang tinggi, hingga dapat mengenai pengunjung yang sedang berkemah.

Selain pantai Segara Anakan, pulau Sempu juga menyimpan pantai-pantai lain, yang akan membuat kita merasa lebih intim dengan panorama alamnya. Misalnya, pantai Waru-waru, pantai Pasir Panjang, pantai Pasir Kembar, dan pantai Fresh Water. Sejauh yang diketahui, belum ada pengunjung yang berkemah di pantai-pantai itu.

Pulau Sempu berada di pantai selatan Kabupaten Malang. Secara administratif, lokasinya berada di dalam Desa Tambak Rejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Jika dilihat kembali, memang Pulau Sempu ini letaknya cukup berdekatan dengan Pantai Sendang Biru. Jarak antara Kota Malang dengan Pulau Sempu berkisar 80 kilometer. Jika dari Surabaya, kira-kira 180 kilometer.

Pulau yang menjadi cagar alam oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur dan Departemen Kehutanan Indonesia, ini memiliki pepohonan tropis yang luasnya mencapai 877 hektar. Ternyata, pulau Sempu juga sudah menjadi cagar budaya sejak 1928.

Sebagai cagar alam, pulau Sempu memiliki berbagai jenis ekosistem. Mulai dari hutan pantai, hutan bakau, dan hutan tropis dataran rendah yang lebih banyak di seluruh kawasan pulau. Vegetasi yang ditemukan di pulau itu, seperti bendo (Artocarpus elasticus), triwulan (Terminalia), wadang (Pterocarpus javanicus), ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus), pandan (Pandanus tectorius), Mangrove (Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata), dan banyak lagi. Bahkan, nama "Sempu" sendiri, ada yang mengatakan diambil dari nama salah satu jenis pohon yang ditemukan di pulau itu.

Tapi, saat ini pohon tersebut hampir sulit ditemukan. Cagar Alam Sempu adalah juga rumah bagi satwa liar, antara lain: monyet jawa (Tracypithecus auratus), monyet hitam (Presbitis cristata Pyrrha), Kera abu-abu/ Grey Macaques (Macaca fascicularis), babi hutan (Sus sp), kijang (Muntiacus muntjak), kancil/ rusa kecil (Tragulus javanicus), udang (Alcedo Athis), ikan belodok (Periopthalmus sp), kepiting (Ocypoda stimsoni), dan masih banyak lagi.

Namun, dari semua hewan itu, yang selalu diingat oleh pengunjung adalah monyet. Betapa tidak, ketika ada pengunjung yang berkemah di pantai Segara Anakan, lalu mengeluarkan sejumlah logistik dari ranselnya, monyet maupun kera itu turun dari pohon untuk mengambil makanan tersebut.

Bahkan, tak hanya makanan yang diambilnya, barang-barang lain pun kadang juga diambil. Seperti celana dalam, salah satunya. Memang, monyet dikenal selalu nangkring di atas pohon, di sekitar tenda wisatawan. Agar barang-barang aman, sebaiknya masukkan semua barang tersebut ke dalam tenda.

Menikmati keindahan pulau Sempu, memang terbilang sulit jika dilihat dari mode transportasi umumnya. Cara yang paling mudah, dengan menyewa mobil atau mengikuti paket perjalanan, seperti dari Surabaya ke Malang. Selamat menempuh perjalanan ke Pulau Sempu!

Comments

Anonymous said…
Nice post bro, cuma alangkah baiknya ditambahkan keterangan kalau sempu itu wilayah konservasi yang peruntukannya sebenarnya tidak dibenarkan untuk wisata :D
Ada-ada Saja said…
yg bener bro, gw baru tau dari lu malah klo sempu wilayah konservasi. thanks infonya..