Ketika Pintu Doraemon Tercipta di Masa Depan



Bayangkan jika tiap manusia memiliki “pintu doraemon”. Pernah terpikir? Rasanya transportasi massal yang selama ini kita gunakan akan sia-sia. Mobil, motor, pesawat, bahkan uang sekalipun tak ka nada gunanya. Uang itu mungkin hanya digunakan saat pertama membelinya saja. Itupun kalau ada barangnya. Nyatanya, pintu itu tak pernah ada.

Namun, mungkin ini akan menjadi solusi terbesar sepanjang sejarah. Seorang ilmuwan sudah saatnya tidak berpikir kepada yang itu-itu saja. Think out of box. Bayangkan, seandainya saja pintu itu ada. Anda tak perlu berlari ke sana- kemari hanya untuk “menunggang” angkot atau bus angkutan umum. Mau ke Amerika, tak perlu pakai paspor atau visa segala. Mau ke kutub utara, tak perlu susah payah melewati tiupan badai yang kencang. Cukup “ceklek”, maka BLAR, langsung pemandangan yang berbeda akan memanjakan mata kita.

Untuk itulah, modal awal manusia sekarang ini seharusnya imajinasi. Bukan materi. Ciptakan saja mimpi yang kalian kehendaki. Sebelum tidur, bayangkan apa yang kalian mau, barulah terlelap. Lakukan apa yang kalian sukai. Ingat, kesukaan itu tidak harus sesuatu yang sudah ada. Bisa juga itu sesuatu yang belum ada. Ciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. 

Komik Doraemon, meski penulisnya, Fujiko F. Fujio, meninggal dunia sebelum menyelesaikan karya terbesarnya itu, tapi isi karyanya merupakan rangkaian pikiran yang sangat visioner. Kita tidak tahu apakah Kawasaki Ninja 250 cc, Yamah Vixion, Honda Tiger ataupun Megapro, itu masih menjadi dambaan atau tidak dalam 10 tahun mendatang. Tapi, yang penulis yakini, motor tersebut akan punah seiring semakin langkanya minyak mentah dunia. Ingat! Esensi lebih penting dari ekstensi. Ini untuk renungan saja.  

Segala barang yang ada di dalam komik doraemon, bukan tidak mungkin akan ditemukan dalam waktu ke depan. Ya mungkin 30 tahun ke depan. Yang perlu dilakukan, hanyalah berimajinasi.
Bayangkan, jika pintu doraemon itu ada, maka konflik tak kan pernah timbul. Masalah yang mungkin akan timbul, adalah ketika permadanin terbang itu ada. Kecelakaan tidak akan terjadi di darat memang, tapi di udara akan terjadi. Mungkin lampu lalu lintas akan diciptakan saat permadani terbang diciptakan. 

Namun, kembali kepada pintu doraemon. Kelemahan adanya pintu doraemon ini, yaitu tidak adanya teman dekat yang bisa kita miliki. Karena, semua yang kita temui nanti adalah orang-orang baru. Dan manusia kala itu, bukanlah manusia yang berpikir tentang karir yang kini sudah tertanam di benak kita. Karir bukan segalanya. Yang penting, do what you love

Ketika manusia menyadarinya, maka itu semua sudah terlambat. Aku bukan ilmuwan ataupun orang hebat yang bisa membuat pintu doraemon ataupun permadani terbang. Aku hanya pembayang kemustahilan. Imagine, don’t think!

Comments

Ada-ada Saja said…
tahiks apaan? nggak deh...