Rumah Sakit Pasir Junghuhn: Peninggalan Belanda di Tengah Perkebunan Pangalengan

Halaman depan Rumah Sakit Pasir Junghuhn

Siang itu, saya bersama kerabat tiba di bangunan tua di kawasan perkebunan di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Suasana depan bangunan ini tampak sepi. Hanya ada beberapa motor yang diparkirkan di halaman depan. Lokasinya cukup jauh dari kawasan perkebunan. Akses jalannya rusak tak karuan. Kendaraan melaju seolah sedang digoyang gempa.

Di sisi kiri bangunan rumah sakit, terpampang sebuah tulisan, "PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Rumah Sakit Pasir Junghuhn". Ya, bangunan tua ini adalah Rumah Sakit Pasir Junghuhn, yang berlokasi di Kampung Pasir Junghuhn Desa Wanasuka Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Halaman depan rumah sakit ini berupa aspal yang sudah rusak karena terkelupas. Penuh bebatuan kecil. Sederet pintu dan jendela menyatu dengan dinding bagian depan rumah sakit. Bentuk kusen pintu dan jendelanya, bermodel jadul alias jaman dulu. Warnanya abu-abu. Dindingnya hijau muda dan sudah agak kusam. Beberapa tiang penyangga tegak berdiri di bagian muka ini. Langit-langitnya tampak sudah ada yang bolong-bolong.

Kami pun masuk ke dalam melalui jalan kecil yang ada di sebelah kiri bangunan. Tampak ada seorang pria setengah baya melihat ke arah kami. Ia tersenyum ramah. Dani Harkat, namanya. Ia menempati Bagian Administrasi di rumah sakit itu.

"(Rumah sakit) ini masih digunakan untuk pengobatan dan perawatan menginap bagi pekerja perkebunan," ujar dia. Saat kami datang, terlihat ada beberapa pegawai perkebunan yang sedang dirawat-inapkan.

Di tengah bangunan rumah sakit, ada taman yang cukup luas. Tampak sekali taman ini selalu dirawat, hingga rumputnya pun masih hijau merona. Di tengah taman, ada kolam hiasan, dan juga beberapa tanaman hias. Taman ini dikelilingi deretan ruangan rumah sakit. Atap rumah sakit ini terbuat dari seng, dan warnanya agak karatan sehingga menjadi kemerahan.

Taman di bagian tengah rumah sakit.

Kami diajak Dani berkeliling ke beberapa ruangan. Rumah sakit ini memiliki ruang rawat inap yang terdiri dari dua kelas, kelas 1 dan 2. Ruang rawat inap kelas 2 dipisah antara laki-laki dan perempuan. Ruangan kelas 2, untuk perempuan dan laki-laki, masing-masing diisi 25 ranjang tidur. Sedangkan ruangan kelas 1 ibarat kelas VIP karena ada berbagai macam fasilitas. Seperti kursi sofa, wastafel model jadul, meja, lemari, dan ranjang tempat tidur. Sampai sekarang pun ruang ini masih digunakan.

Wastafel di ruang rawat inap kelas 1



Uniknya, dinding bangunan rumah sakit bukan dari batu bata atau batako dan semen seperti di era sekarang. Sebagian dinding pada bangunan rumah sakit ini masih otentik seperti ketika baru berdiri. Di lapisan terdalam dindingnya terdapat anyaman bambu. Ini terlihat karena ada beberapa bagian dinding yang bolong. Anyaman bambu itu kemudian dilapisi kapur. Sebagian dinding lainnya terlihat ada yang sudah diganti dengan triplek.

Rangka dinding menggunakan material kayu. Rangka ini disambung tidak dengan paku, tapi dengan pasak yang juga berbahan kayu. Konstruksi demikian untuk mengantisipasi jika terjadi gempa bumi di wilayah Pangalengan.

Ruang rawat inap kelas 2 di Rumah Sakit Pasir Junghuhn

Rumah sakit Pasir Junghuhn dikelilingi permukiman warga yang bekerja di perkebunan setempat. Sejak didirikan, warga dari kampung Pasir Malang, Kertamanah, Malabar, Purbasari, Talunsantosa dan Sedep, selalu memanfaatkan rumah sakit ini sebagai tempat pengobatan ataupun perawatan.

Rumah sakit ini juga memiliki ruang bersalin yang hingga sekarang masih digunakan. Beberapa peralatan bayi yang berusia sama dengan rumah sakitnya, juga masih dipakai. Misalnya, alat timbang bayi, tabung untuk bayi yang baru melahirkan, dan ranjang khusus bayi yang terbuat dari kayu.

Alat timbang bayi yang sudah lawas

Ranjang tidur bayi yang sudah lawas. Material ranjangnya berbahan kayu

Bahkan, banyak perawat yang lahir dengan peralatan lawas di ruang bersalin itu. Dede Kusmayati, misalnya. "Saya dulu lahirnya di sini," ujar perempuan berusia 32 tahun ini, sambil menunjuk ke arah ranjang tidur bayi tempat ia dilahirkan.

Dede bekerja sebagai perawat di rumah sakit ini karena orang tuanya terlebih dulu melakoni pekerjaan yang sama. Sebagian besar perawat di sini bekerja secara turun-temurun dari sang orang tua. Termasuk Lis Maryati, yang kini menjabat sebagai kepala ruangan rumah sakit. "Rata-rata yang bekerja di sini sudah turun-temurun, sudah dari orang tuanya," ucap Lis.

Tidak ada yang tahu pasti kapan rumah sakit ini berdiri. Upaya mencari referensi dengan berselancar di dunia maya pun sulit diperoleh. Namun, menurut Lis, rumah sakit ini berdiri pada 1917. Awal berdiri, rumah sakit ini sebagai Balai Pengobatan dengan penginapan bagi pekerja di kawasan perkebunan.

Salah satu sudut rumah sakit

Para dokter angkatan pertama saat rumah sakit baru berdiri, kata Lis, di antaranya adalah dr. Wieder, dr. Ishak, dan dr. Tatang serta masih banyak lagi. Dahulu, kata Lis, rumah sakit ini melayani sampai 200 pasien. Namun, setelah banyaknya Puskesmas, rumah sakit ini jadi sepi. Waktu bekerja bagi perawatnya pun jadi lebih luang. "Iya sih jadi santai, karena banyak yang berobatnya ke puskemas, kalau dulu pusatnya di sini," ujar dia.

Penamaan Junghuhn yang melekat pada rumah sakit ini, tak asal diberikan. Junghuhn bernama lengkap Franz Wilhelm Junghuhn. Ia seorang peneliti berkebangsaan Jerman. Menurut Lis, Junghuhn ini orang yang pertama kali menanam Kina di kawasan Pangalengan, tepatnya di Kampung Babakan Kina, kebun Purbasari. Berangkat dari itulah, ada kampung bernama Pasir Junghuhn hingga akhirnya melekatkan nama Pasir Junghuhn pada rumah sakit itu.

Saat ini rumah sakit Pasir Junghuhn memiliki total 52 karyawan, termasuk dokter, perawat, administrasi, dan laboran. Dahulu, sebelum 2006, rumah sakit ini masih melayani tindakan operasi, seperti tubektomi dan tonsil serta yang lainnya. Namun, setelah tahun itu, pelayanan operasi mulai tidak dilakukan lagi dan selalu dirujuk ke rumah sakit yang lain seperti RS Al Ihsan di Baleendah.

Taman di bagian tengah rumah sakit

Suasana bangunan dan taman Rumah Sakit Pasir Junghuhn. Area ini berada di tengah rumah sakit.

Salah satu sudut lorong rumah sakit.


Ditulis pada Mei 2016 dan dimuat 
di Harian Republika di bulan yang sama.

Comments